Pada Sebuah Ketidaktahuan, Kutitipkan Pesan Kerinduan.

Aku nyaris lupa kali terakhirku menjalin sebuah hubungan, tidak sebuah relasi yang sanggup membuatku ingin berbicara prihal cinta. Hingga akhirnya aku berada pada persimpangan jalan yang tidak semestinya kulalui.

Namun, betapa pun kecewa yang kualami saat ini, aku tidak menyesal dapat mengenal spektrumnya yang abadi. Setidaknya, ia membuatku merasakan kembali rasanya mencintai dalam gelapku yang kian meredup.

Jika sebelumnya aku mendapati diriku dalam ideal tanpa kecacatan, ia, wanita ini, yang sejujurnya, oleh segala kekurangnnya justru mampu membawaku pada dunia yang benar-benar berbeda, dunia yang selama ini luput dari perhatianku, perhatian setiap orang.

Meskipun aku tidak merasa pernah melukai dirinya bahkan dari kata-kataku sekalipun, jika perginya berarti yang terbaik bagi dirinya, apapun akhirnya, tanpa aba-aba, pula sebuah pesan, aku sepenuhnya menerima keputusannya. Lagipula, apa kuasaku menahan dirinya?

Untuk kesekian kalinya, lagi-lagi, aku bersyukur dapat kembali merasakan rasa ini, rasa yang membuatku merasakan sakit di sekujur tubuhku.

Pada seseorang yang (mungkin) tidak kukenal sama sekali, dalam kerendahan diri, aku berterimakasih. Ambil lah kembali bahagiamu, bahagia yang oleh orang sekitarmu direnggut.

Berbahagialah!

Surat Untuk Keajaibanku

Hei, ini aku. Aku ingin mengatakan yang sejujurnya. Sebelumnya, aku tak bisa kembali menjadi diriku, karena diriku yang lain itu telah mati. Aku benar-benar tidak bisa melanjutkannya. Tetapi hanya karena tidak pernah kukatakan, bukan berarti aku bermain-main padamu. Aku harap kau mengerti. Aku harap kau tahu seberapa banyak keajaiban yang kau berikan untukku.

Aku ingin mengucapkan selamat tinggal sekarang. Ah iya, kau ingat juru parkir itu? Ingat saat ia memergoki tanganku tak henti menggenggam jari-jemarimu itu? Kau ingat itu? Bolehkah aku abadikan itu?

Bagaimanapun, maaf aku mengecewakanmu. Tentu kau tahu alasan di balik kepengecutanku ini. Terimakasih telah mencoba, Nona.

Protected: Tentang Surat Yang Tidak Untuk Tersampaikan

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Kekaguman Dalam Realitas Dirinya

IMG_20190126_160401.jpgAku pernah berkata jika perasaan cinta dapat datang kapan saja, dan di mana saja ia mau. Cinta tidak selalu dimulai, ia bisa saja hadir dalam lamunan, hadir di sela-sela pencarian makna kehidupan, hadir ketika kau sedang menggulir akun media sosialmu dan cinta tidak selalu berakhir seperti keinginan kita.
Cinta adalah pertempuran; ialah pergumulan tanpa akhir, kekaguman tanpa jeda.
Juga bagiku, cinta tidak mesti tersampaikan.
Aku memilih untuk menyimpannya sendiri, menjaga nyala hasrat agar ia yang kucintai dan kagumi tetap menjadi bagian dari diriku yang tak terpisahkan.

Namun, bohong jika aku berkata bahwa aku tidak ingin, barang secuil, menjadi bagian dari seorang yang aku kagumi tersebut.
Tetapi, apakah alasan itu cukup untuk membuatku lalu menyeberangi tembok tak kasat mata antara aku dengan dirinya? Apakah itu cukup menjadi alasan hingga aku menghilangkan kebebasan demi kepuasan egoku sendiri? Maksudku, kita tak mengenal satu sama lain.

Entahlah, mungkin ini semua terasa lebih berat karena aku terlalu menganggap dirinya kekaguman yang terlalu jauh.

Juga bagaimana ia yang sebelumnya dalam bayangku termistifikasi lambat laun menjadi begitu nyata, aku cukup malu menyampaikan jika beberapa kali ia hadir dalam mimpiku sebagai sosok yang benar-benar berbeda.

Tentu aku tak mengenal dirinya lebih dari apa yang aku lihat dalam layar media sosialku, namun aku cukup percaya pada kemampuanku dalam membaca seorang dalam dunia maya sekalipun.

Dari apa yang kutahu, ia tidak jauh berbeda dengan wanita lainnya, melakukan rutinitas yang mungkin hampir sama setiap harinya. Bekerja delapan hingga sepuluh jam per hari, lalu pulang untuk beristirahat dan esok kembali mengulangi hal yang sama.

Namun, sejak aku mulai menganggumi setiap gambar-gambar yang ia cipta, lambat laun aku juga melihat foto-foto lainnya yang ia unggah, entah ketika ia berada di tempat-tempat umum, pantai ataupun dalam ruangan sekalipun, ia dapat menangkap momen-momen itu dalam simplisitasnya yang memukau. Biasa namun tetap terlihat spesial.

Dari semua pengamatanku tentangnya tersebut, bagiku ia sungguh indah, namun sekaligus pasif dan sendu, seperti setangkai bunga yang terinjak.
Wajahnya yang mungil dan lembut, rambutnya yang tertutup hijab, terlihat tanpa hasrat, tanpa jiwa yang membara. Ia masih muda, tapi mimpinya seakan ia biarkan bersemayam di atas permukaan bintang yang telah mati di langit sana. Ia bagaikan satu bintang penyendiri di antara berjuta-juta bintang di seantero Bima Sakti, bintang semu yang selalu bersembunyi di balik bayang-bayang, tak lagi berpendar bahkan di kala bulan menampakkan dirinya, memantulkan cahaya.

Sedangkan di satu sisi, bagiku ia seperti cahaya natural yang persisten marasuk melalui kisi- kisi jendela di balik tirai di pagi hari, datang dan pergi, selalu bergerak.
Jika bayangan artifisial membuat bayangan seakan menjadi batu, tetapi tidak dengan dirinya. Ia adalah cahaya yang membuat bayang-bayangnya tetap hidup, bergerak dan bernafas, sambil terus membiarkan bayang-bayang tersebut mengikutinya, kemanapun ia pergi.
Seperti diriku yang kini mulai kusadari, menjadi bagian dari bayang-bayang atas dirinya.

Ah, aku rasa, aku begitu mengaguminya hingga aku mencintai absensinya, begitu mencintainya hingga aku mencintai pengharapanku sendiri yang kulalui atas nama dirinya.

Namun pada akhirnya, satu-satunya yang kutahu pasti mengenainya adalah kemungkinan, mungkin dan mungkin. Aku tidak pernah tahu pasti tentang dirinya. Semuanya relatif, subyektif.

Ah…mencintai itu hal yang biasa. Percayalah, dewasa ini, tidaklah begitu sulit untuk mencintai. Memutuskan apa yang aka kau lakukan dengan cinta dan pengharapanmu, di situ kesulitannya dimulai.

Setelah ini, mungkin ia juga mempunyai konsepsinya tersendiri mengenai siapa diriku. Sahabatnya, kawannya, pengagumnya, budaknya, apapun itu. Itu bukan masalah. Karena aku memang akan selalu pengagum dirinya dari balik belukar realitas.

Yang pasti bagiku saat ini adalah aku akan selalu manaruh rasa iri pada setiap orang yang pernah dan sedang di dekatnya.


ME

Bankbenkz

Bankbenkz

Know nothing

Personal Links

Verified Services

View Full Profile →

Archives

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
Follow KNOW NOTHING on WordPress.com

Blog Stats

  • 6,200 hits